Skip to main content

Belajarlah Menyalahkan Diri Sendiri


Berkata al-Muzanni: Apabila engkau melihat wujud kekeringan cinta dalam diri sahabatmu terhadapmu, demikian itu kerana dosa yang engkau lakukan, maka cepat-cepatlah bertaubat kepada Allah.

Itulah adab ukhuwwah, apabila berlaku kekeringan dalam hubungan setelah ia diikat atas ikatan akidah dan perjuang, ketahuilah, kesalahan pertama adalah pada diri anda sebelum sahabat anda.

Mukmin yang terbaik ialah yang sering memuhasabah dirinya sebelum orang lain. Menyalahkan dirinya sebebelum menyalahkan orang lain.

Al-Quran juga mengajar Muslim supaya menyalahkan diri sendiri terlebih dahulu sebelum menyalahkan orang lain atas musibah yang menimpa dirinya. Bukan salah takdir tetapi kecuaian diri yang menyebabkan semua itu berlaku.

Firman Allah SWT: “Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).”

Menuding jari ke arah diri sendiri membuka ruang yang merdeka untuk memuhasabah diri. Muhasabah diri yang betul mampu menjadi asas plan tindakan memperbaiki diri dan mengangkat kualitinya menuju redha Ilahi.

Ada sahabat yang sanggup memutuskan hubungan hanya kerana sahabatnya menegur dan memberi nasihat. Padahal apa yang dilakukan oleh sahabatnya itu merupakan tanda kasih sayang dan berpegang dengan amanah persahabatan. Kawan terbaik bukanlah yang mulutnya sentiasa menyanyikan lagu pujian. Kawan terbaik ialah yang sentiasa berusaha untuk memperbaiki sahabatnya. Sanggup menegur kelemahannya dan berkongsi kegembiraannya. Sahabat begini sebenarnya telah melaksanakan perintah Rasulullah SAW yang mengatakan: Agama itu adalah nasihat.

Pahit macamana pun teguran dan nasihat dari seorang sahabat yang telah terbukti kejujurannya selama bertahun-tahun, kunyahlah ia sampai lumat dan tapislah patinya dengan sempurna dan jangan sesekali dibuang kecuali terbukti mudharatnya.

Bersikap memencil diri hanya kerana ditegur, tandanya tidak sempurna hak ukhuwwah kita tunaikan. Kita ‘berdada sempit’. Sepatutnya kita panjatkan jutaan syukur kepada sahabat kita kerana di zaman orang ramai lebih tertumpu kepada sesuatu yang mendatangkan pulangan pada diri sendiri, masih ada yang sanggup peduli kelemahan kita. Itu tandanya ia sayang pada kita, ingin melihat kebahagiaan kita, ingin kita hidup sempurna. Kalau bukan tujuan itu, sudah pasti ia biarkan kita hanyut dalam kepalsuan hidup tanpa teman pembimbing.

Namun andainya kita masih tidak pandai menyalahkan diri dan beranggapan semua yang di sekeliling kita salah, tunggulah harinya kita ditinggalkan bersendirian. Hati-hati waktu itu melayarkan bahtera hidup, takut tenggelam setelah diberi nasihat dan peringatan. Waktu itu jangan marah kalau ada suara dari langit berkata: Padan muka, aku sudah cakap semua tu dahulu!!!

Comments

Popular posts from this blog

Hubungan baik sesama manusia...

Hubungan Baik antara Sesama Manusia Di samping perhubungan manusia dengan Allah, Islam menitikberatkan juga perhubungan antara manusia dengan manusia. Allah s.w.t berfirman, maksudnya, “Ditimpakan ke atas mereka kehinaan di mana-mana pun mereka berada (tanpa kemuliaan dan keamanan) kecuali (mereka berada) dengan tali (agama) daripada Allah dan tali (perdamaian) dengan manusia”. (Ali ‘Imran : 112). Apabila disebut, perhubungan baik dengan manusia, maka skop perhungan itu bukan di kalangan manusia semata, tetapi meliputi alam_makhluk yang bernyawa dan yang tidak bernyawa_yang ternyata merupakan komponan atau mempunyai kaitan rapat dengan kehidupan manusia. Sudah menjadi kenyataan, apabila tidak ada perhubungan baik antara manusia dengan alam, misalnya sekelompok manusia melakukan kerosakan di mana-mana di atas muka bumi ini, maka berlakukah gejala alam yang bukan saja mejejaskan kehidupan kelompok manusia itu sendiri malah kelompok-kelompok manusia yang lain. Pemeliharaan alam ini jelas

Hubungan baik sesama manusia..

Hubungan Baik antara Sesama Manusia Di samping perhubungan manusia dengan Allah, Islam menitikberatkan juga perhubungan antara manusia dengan manusia. Allah s.w.t berfirman, maksudnya, “Ditimpakan ke atas mereka kehinaan di mana-mana pun mereka berada (tanpa kemuliaan dan keamanan) kecuali (mereka berada) dengan tali (agama) daripada Allah dan tali (perdamaian) dengan manusia”. (Ali ‘Imran : 112). Apabila disebut, perhubungan baik dengan manusia, maka skop perhungan itu bukan di kalangan manusia semata, tetapi meliputi alam_makhluk yang bernyawa dan yang tidak bernyawa_yang ternyata merupakan komponan atau mempunyai kaitan rapat dengan kehidupan manusia. Sudah menjadi kenyataan, apabila tidak ada perhubungan baik antara manusia dengan alam, misalnya sekelompok manusia melakukan kerosakan di mana-mana di atas muka bumi ini, maka berlakukah gejala alam yang bukan saja mejejaskan kehidupan kelompok manusia itu sendiri malah kelompok-kelompok manusia yang lain. Pemeliharaan alam ini jelas

hubungan baik sesama manusia

Hubungan Baik antara Sesama Manusia Di samping perhubungan manusia dengan Allah, Islam menitikberatkan juga perhubungan antara manusia dengan manusia. Allah s.w.t berfirman, maksudnya, “Ditimpakan ke atas mereka kehinaan di mana-mana pun mereka berada (tanpa kemuliaan dan keamanan) kecuali (mereka berada) dengan tali (agama) daripada Allah dan tali (perdamaian) dengan manusia”. (Ali ‘Imran : 112). Apabila disebut, perhubungan baik dengan manusia, maka skop perhungan itu bukan di kalangan manusia semata, tetapi meliputi alam_makhluk yang bernyawa dan yang tidak bernyawa_yang ternyata merupakan komponan atau mempunyai kaitan rapat dengan kehidupan manusia. Sudah menjadi kenyataan, apabila tidak ada perhubungan baik antara manusia dengan alam, misalnya sekelompok manusia melakukan kerosakan di mana-mana di atas muka bumi ini, maka berlakukah gejala alam yang bukan saja mejejaskan kehidupan kelompok manusia itu sendiri malah kelompok-kelompok manusia yang lain. Pemeliharaan alam ini jelas