Skip to main content

Thuma'ninah Dalam Solat

Di antara kejahilan mencuri yang paling besar adalah mencuri dalam solat, kerana Rasulullah saw bersabda:

"Orang yang paling jelik mencurinya adalah yang mencuri dari solatnya."
Mereka (Sahabat) bertanya, "Ya Rasulullah, bagaimana dia mencuri dari solatnya?"
Rasulullah menjawab, "Yaitu dengan tidak menyempurnakan ruku' dan sujudnya."

Sesungguhnya meninggalkan Thuma'ninah (Tenang), dan tidak tetapnya punggung waktu ruku' dan sujud, tidak berdiri lurus setelah ruku' antara dua sujud, semua itu adalah suatu pemandangan yang umum dilihat pada jama'ah yang solat, hampir tidak thuma'ninah dalam solatnya (expres). Sedangkan thuma'ninah adalah rukun yang mana tidak sah solat bila ia ditinggalkan, dan masalah ini adalah masalah yang merbahaya, sebab Rasulullah saw bersabda:
"Tidak sah solat seseorang yang tidak meluruskan punggungnya dalam ruku' dan sujud."
Dan tidak diragukan lagi, bahawa ini adalah suatu perbuatan mungkar yang pelakunya pantas mendapatkan peringatan keras. Diriwayatkan dari Abu Abdillah Al-Asy'ary, beliau berkata,"(Pada suatu hari) Rasulullah saw solat bersama sahabat-sahabatnya, kemudian beliau duduk dengan sekelompok dari mereka, lalu seorang lelaki masuk masjid dan solat, ia ruku' dan sujud sebagaimana burung mematuk makanan (tiada thuma'ninah), maka Rasulullah bersabda,
"Cuba kamu lihat orang ini, siapa yang mati dalam keadaan begitu, nescaya ia mati di luar millah (agama) Muhammad, dia terburu-buru dalam solatnya sebagaimana burung gagak mematuk darah, sesungguhnya perumpamaan orang yang tergesa-gesa dalam ruku' dan mematuk dalam sujudnya seperti seorang yang lapar memakan satu atau dua butir korma, apakah cukup baginya?"

Sewajarnya orang yang meninggalkan thuma'ninah dalam solat, apabila mengetahui hukumnya, segera mengulang solat fardhu waktu itu dan bertaubat kepada Allah, dan tidak wajib atasnya mengulangi solat-solat yang telah lalu, berdasarkan hadith:
"Kembalilah solat, sebab sesungguhnya kamu belum solat."
Rasulullah hanya menyuruhnya untuk mengulangi solat waktu itu dan tidak menyuruh untuk mengulangi yang telah lalu.

Comments

Popular posts from this blog

Hubungan baik sesama manusia...

Hubungan Baik antara Sesama Manusia Di samping perhubungan manusia dengan Allah, Islam menitikberatkan juga perhubungan antara manusia dengan manusia. Allah s.w.t berfirman, maksudnya, “Ditimpakan ke atas mereka kehinaan di mana-mana pun mereka berada (tanpa kemuliaan dan keamanan) kecuali (mereka berada) dengan tali (agama) daripada Allah dan tali (perdamaian) dengan manusia”. (Ali ‘Imran : 112). Apabila disebut, perhubungan baik dengan manusia, maka skop perhungan itu bukan di kalangan manusia semata, tetapi meliputi alam_makhluk yang bernyawa dan yang tidak bernyawa_yang ternyata merupakan komponan atau mempunyai kaitan rapat dengan kehidupan manusia. Sudah menjadi kenyataan, apabila tidak ada perhubungan baik antara manusia dengan alam, misalnya sekelompok manusia melakukan kerosakan di mana-mana di atas muka bumi ini, maka berlakukah gejala alam yang bukan saja mejejaskan kehidupan kelompok manusia itu sendiri malah kelompok-kelompok manusia yang lain. Pemeliharaan alam ini jelas

hubungan baik sesama manusia

Hubungan Baik antara Sesama Manusia Di samping perhubungan manusia dengan Allah, Islam menitikberatkan juga perhubungan antara manusia dengan manusia. Allah s.w.t berfirman, maksudnya, “Ditimpakan ke atas mereka kehinaan di mana-mana pun mereka berada (tanpa kemuliaan dan keamanan) kecuali (mereka berada) dengan tali (agama) daripada Allah dan tali (perdamaian) dengan manusia”. (Ali ‘Imran : 112). Apabila disebut, perhubungan baik dengan manusia, maka skop perhungan itu bukan di kalangan manusia semata, tetapi meliputi alam_makhluk yang bernyawa dan yang tidak bernyawa_yang ternyata merupakan komponan atau mempunyai kaitan rapat dengan kehidupan manusia. Sudah menjadi kenyataan, apabila tidak ada perhubungan baik antara manusia dengan alam, misalnya sekelompok manusia melakukan kerosakan di mana-mana di atas muka bumi ini, maka berlakukah gejala alam yang bukan saja mejejaskan kehidupan kelompok manusia itu sendiri malah kelompok-kelompok manusia yang lain. Pemeliharaan alam ini jelas

Hubungan baik sesama manusia..

Hubungan Baik antara Sesama Manusia Di samping perhubungan manusia dengan Allah, Islam menitikberatkan juga perhubungan antara manusia dengan manusia. Allah s.w.t berfirman, maksudnya, “Ditimpakan ke atas mereka kehinaan di mana-mana pun mereka berada (tanpa kemuliaan dan keamanan) kecuali (mereka berada) dengan tali (agama) daripada Allah dan tali (perdamaian) dengan manusia”. (Ali ‘Imran : 112). Apabila disebut, perhubungan baik dengan manusia, maka skop perhungan itu bukan di kalangan manusia semata, tetapi meliputi alam_makhluk yang bernyawa dan yang tidak bernyawa_yang ternyata merupakan komponan atau mempunyai kaitan rapat dengan kehidupan manusia. Sudah menjadi kenyataan, apabila tidak ada perhubungan baik antara manusia dengan alam, misalnya sekelompok manusia melakukan kerosakan di mana-mana di atas muka bumi ini, maka berlakukah gejala alam yang bukan saja mejejaskan kehidupan kelompok manusia itu sendiri malah kelompok-kelompok manusia yang lain. Pemeliharaan alam ini jelas